CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART2, Hasrat-Bispak24 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku kembali pada kelas. Dan ke-2  pujaan hatiku ini tidak jenuh jenuhnya memikat serta mengejekku perihal Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu dan pasrah terima semuanya. Saya cuma dapat mengharap kami lekas sampai ke kelasku. Tetapi waktu kami sampai di muka pintu kelas, tau-tau saya berasa ingin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya ingin ke toilet, kelak bila ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… tidak perlu ah… sekejap saja kok", kataku sekalian ketawa geli.

"Ya telah dech, tak boleh semakin lama ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama lambaikan tangan dengan Sherly, selanjutnya masuk ke kelas.

Sherly sendiri selalu menggamit tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, tetapi saya menurut saja sekalian mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang berprasangka buruk memandang kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami hingga sampai di muka pintu kelasnya Sherly, serta saya menanti Sherly melepas gandengan pada tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Tidak perlu dech, saya kan hanya sekejap", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga kelak ya Eliza", kata Sherly dengan jenis sedih, tetapi dia angkat tangannya.

"Iya, hingga sampai kelak", saya menjawab sekalian lambaikan tanganku pun, lalu saya lekas ketujuan toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART2

Saat saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, serta diam diam saya berasa terheran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh sesuai itu waktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya terus masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya menunjuk satu diantara dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Sesudah saya usai buang air kecil serta membereskan pakaian dan rok seragamku, saya lekas keluar untuk kembali lagi ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terbendung di saat tiba-tiba ada sebuah tangan yang membungkam mulutku.

Belum saya bereaksi, sebuah tangan lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, tetapi pelukan ini terlampau kuat, sampai tanpa ada perlawanan yang memiliki arti, saya telah terbawa masuk ke gudang yang berada pada samping toilet, tempat di mana Vera entahlah dicabuli atau tengan layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menggeretku ke ujung tempat ini, sampai kami berada di balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa ada melepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia mendesak bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Tidak lama lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Nada ini membuatku menciut sebab saya tahu ini nada Dedi. Saya tercenung sejenak, lalu saya mengusikk perlahan. Lebih bagus saya menurutinya, karena jika saya menyebabkan kerusuhan, lalu banyak yang mengetahui saya di gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja pertimbangannya namaku pasti remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, serta saya diam saja tanpa usaha memandang ke Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi sesudah tontonan itu usai, saya khawatir Dedi gak akan membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani hasrat birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati untuk ngeseks waktu ini. Diam diam saya memikir bagaimana agar ini hari saya tidak harus memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Barangkali saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya gak mau tertangkap seseorang karena saya mengesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku karena saya kelamaan ada di dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Pada saat saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi menggandeng lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku menuju yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu memandang masuknya orang cebol langsung kukenali selaku pelayan salah satunya stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja ialah Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya lebih kurang 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam ke Jenny, Sherly, saya, dan siswi lain yang tengah makan di kantin. Tidak tahu apa yang dikehendaki Dedi dengan menggeretku ke gudang ini pada saat ia mengerti sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan semaunya di bangku yang ada pada tengah ruang ini. Saya gak memahami apa yang lagi dilakukan, apa menanti satu orang, atau dia memiliki rencana suatu hal yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya termangu menyaksikan kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras jengkel. Tetapi anehnya Cie Fifi justru mendekati sang cebol yang lagi tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam tidak menjawab.

Tidak lama kemudian sang cebol berdiri, serta seterusnya jantungku berdebar-debar kuat menyaksikan suatu panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelusup masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang berada pada dalam rok Cie Fifi, pas di muka pangkal paha Cie Fifi bikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya selalu perhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yakni kepala sang cebol itu bergerak gerak, membuat hasratku perlahan-lahan bangun, dan saya mesti usaha mengendalikan napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut juga turut gigit bibir?", tiba-tiba kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya anyar sadar jika nyatanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan geram. Namun sudah pasti saya gak dapat melakukan perbuatan jenis-jenis ketimbang nasibku justru jadi lebih jelek. Saya gak tahu apa yang bakal terjadi padaku jika saya membuat kekacauan yang menimbulkan sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya gak dapat banyak berbuat di saat Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang dan memulai menarikku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadang-kadang halus, kadang-kadang kasar, yang benar tingkah Dedi ini membuatku was-was dan jantungku berdegap kian cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART2

Saya gak berani menangkis lantaran saya takut tepisanku mungkin bisa menyebabkan suara yang bisa jadi kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh makin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi sangat kuat buatku buat kusingkirkan demikian saja. Saya menggelinjang kurang kuat, fokusku untuk memandang fragmen erotis di hadapanku ini mulai bubar karena saya sendiri telah memulai terangsang karena tingkah Dedi yang tetap meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan terus meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar bakal peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan menuju Cie Fifi. Nyatanya dia tengah pejamkan mata dan mendesah gak karuan sekalian memegang sembulan di sisi depan rok yang dikenainya, yang jelas ialah kepala sang cebol.

Meski jantungku berdegap cepat menyaksikan itu seluruh, merasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali menggelinjang, serta saya coba menjauhkan payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi selalu menempel kuat serta selalu berikan remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai rusuh dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi tentu, saya mulai menderita gara-gara rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya memutuskan stop menggerak-gerakkan badanku, namun saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada berarti untuk Dedi, tetapi saya tidak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di fragmen erotis di depanku. Entahlah sejak mulai kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang tergelintang di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu nyata celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengerang dengan paras seperti mengendalikan sakit pada saat sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengandaikan dalam rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan saat ini sang cebol itu tidak tahu lagi menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau tengah memikat serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini bertambah jadi beres.  Saya sudah terangsang, tidak tahu lantaran remasan nakal yang sedang dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau lantaran pikiranku yang melayang-layang mengayalkan apa yang terjadi dalam rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil saat saya hampir gak dapat mengendalikan diriku untuk mendesah lantaran Dedi mencium tengkuk leherku, dan kondisi jadi bertambah sukar buatku saat saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awal mula Deritaku

"Saya pula baru ketahui kurang lebih dua minggu sebelumnya, bila bu Fifi itu bisa juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Mau rasanya saya menampar Dedi lantaran kata-katanya yang benar-benar kurang ajar itu. Namun saya gak berani melaksanakannya, selain saya takut kehadiranku di sini tertangkap oleh Cie Fifi dan khususnya sang cebol, saya tidak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membikin nasibku lebih jelek.

Karena itu saya cuman dapat memandang Dedi dengan geram, tetapi bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan mengendalikan rintihanku. Saya cuman dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku sampai ia senang.

Namun waktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha mengendalikan napasku sepelan barangkali biar dengusan napasku ini gak hingga sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar suara sang cebol, yang tanpa malu memerintah Cie Fifi secara langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali melihat mereka. Telunjuk sang cebol bergerak ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menghardik pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Kendati raut muka Cie Fifi dilihat kecewa, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Setelah itu Cie Fifi merendahkan badannya serta menopangkan kepalanya di ke-2  tangannya yang sekarang terlipat tapi masih menopang di lantai.

Tanpa bercakap apa manalagi, sang cebol melepaskan celana panjang dan celana dalamnya yang rada kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu dan menyibak rok Cie Fifi ke atas. Tidak ada perlawanan benar-benar dari Cie Fifi waktu celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, dan sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol sudah memulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan dan rintihan Cie Fifi. Entahlah sejak mulai kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun bila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidaklah terlalu terheran-heran memandang sikap sang cebol yang berani serta semaunya seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang tiap hari nampak demikian ramah dan enerjik, nyatanya mengubur problem yang tidak berbeda jauh denganku. Saya berasa belas kasih di Cie Fifi meski dari penuturan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1x kembali mengikhlaskan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tapi suatu remasan kurang ajar di ke-2  payudaraku ini menyadarkanku kalaupun saat ini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya  pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia terus meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Dan kalimat Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi bakal memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terpikir teror Dedi dalam tempat tambal ban itu, dan hal tersebut membuatku was-was lantaran tidak lama lagi saya akan memperoleh problem bila Dedi mengenal saya pakai celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terlintas perihal beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana langkahnya saya meminta agar Dedi ingin dengar alasanku serta tidak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengesah sampai saya kembali perhatikan Cie Fifi.

Rupanya sang cebol sedang semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali menggeliang kesakitan saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan dongkol pada Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sembari meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi geram, dan dia cuman tersenyum senyuman, kelihatannya dia puas sesudah buat ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, bikin kondisi di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya pikir ini saat yang cocok buat mengemukakan iktikad serta alasanku pada Dedi tiada takut kedengar oleh Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART2

"Ded, saya barusan itu hanya pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, seramnya kelak saya dimarahin sama guru bila saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sembari memandang Dedi serta melepaskan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, nampaknya dia tengah berpikiran.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, dan saya selekasnya bergeserkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya terheran sebentar menyaksikan penis itu udah ereksi, serta saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… dikarenakan kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit geli  dengar rayuan asusila Dedi. Namun saya tidak pengen buang waktu, saya lekas mulai menarik penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol merintih, serta sewaktu saya melirik ke mereka, saya memandang sang cebol sedang menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat juga keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari beberapa punya beberapa pejantan yang sudah memerkosaku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, sejak mulai barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mendesah saja, tetapi tidak hingga sampai melenguh layaknya seperti wanita yang lagi dirundung orgasme. Apa lantaran penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama