CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART5

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART5, Hasrat-Bispak24 Ke-2  payudaraku jelas sudah memulai dilihat oleh Wawan serta Suwito yang saat ini jadi menelan ludah. Saya lagi turunkan handuk ini sampai ujung atas bibir vaginaku yang udah berkali kali berisi penis mereka itu terpajang di depan mereka.

Wawan serta Suwito lagi melotot melihati badanku, hingga mata mereka seperti mau keluar tempatnya. Saya bertambah semangat merayu mereka, dan pada kondisi telanjang bundar semacam ini, perlahan-lahan saya mengubah badanku, lalu saya mengambil langkah mengarah almari bajuku dengan kaki tersilang seperti orang style yang tengah berjalan pada atas catwalk.

Saya ambil bra serta celana dalamku dari almari bajuku, berniat kupilih bra yang mempunyai ukuran paling kecil antara semuanya punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, dan saya mengambil langkah kesana dengan style seperti barusan sembari mengerling nakal dari mereka.

Seterusnya saya berencana berlambat lamban memakai bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… mari non… membuka dong…", saya dengar nada Wawan serta Suwito di luar yang meminta memohon dengan muka porno mereka itu.

Tidak tahu apa yang mereka meminta buat dibuka, bra yang telah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang benar saya tidak mungkin pengin memenuhi permintaan mereka.

Dan dalam hati saya bersungut-sungut, disini saya dapat dengar kalimat mereka yang gak begitu keras itu secara terang, tetapi barusan itu mereka bergaya gak mendengarku. Karena itu saya memilih untuk membikin mereka semakin haus dan lapar dapat badanku, toh saya aman aman saja dalam sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal menjurus mereka berdua. Saya terus kenakan celana dalamku, serta seperti barusan, saya berlambat pelan meningkatkan celana dalamku melalui ke-2  pahaku, hingga kemudian celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seperti saya mau memamerkan badanku dengan terang dari mereka semua.  Seterusnya saya membawa ke-2  tanganku, pejamkan mataku dan memutar badanku bagai tengah menari.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam tirai jendela kamarku dan tutup beberapa badanku dengan tirai itu, sekalian mengerling nakal ke mereka bertiga.

"Udah, saya pengin tidur!", saya berbicara dengan suara keras, lalu saya tutup gordin jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli memikirkan tidak tahu sekesal apa Wawan serta Suwito waktu ini padaku. Kudengar dobrakan gebrakan kecil pada jendela kamarku, namun saya pastinya gak pengen menyikapi semuanya.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku buat keringkan rambutku dengan hair dryer. Saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak sekian kali, ternyata mereka telah terbakar hasrat serta memaksakan masuk ke sini buat mendapatiku, meniduriku dan melumat habis badanku.

Jantungku berdetak cepat, serta saya jadi sedikit tegang juga.  Namun saya coba tenang. Saya tahu saya akan aman di kamarku, mereka gak dapat berani melakukan hal lebih jauh seperti merusak pintu kamarku ini. Selesai rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut serta nyaman, saya memilih untuk lekas tidur siang.

Saya tidak ingin tidur kelamaan, karena itu saya menyetel weker supaya berdering saat pukul lima sore kelak. Lantas dengan kenakan bra serta celana dalam sebagai berikut, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup susah saya usaha buat selekasnya tertidur. Andy selalu keluar di hadapanku tiap-tiap saya pejamkan mataku. Kalaupun saya buka mataku, saya jadi pengin malam lekas datang dan mengayalkan begitu senangnya saya saat Andy menghubungiku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, dan entahlah berapakah lama lalu baru saya pada akhirnya dapat tertidur.

VI. Marah Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore di saat saya udah terjaga dari tidur siangku. Tetapi rasa letih dan pegal yang menganiaya badanku sepanjang tiga ini hari telah menyusut banyak. Dan saya telah tersenyum senyuman kembali sebab bayang-bayang Andy telah kembali isikan hatiku.

"Non… non…", kudengar nada Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku khawatir.

"Ada tukang surat yang mohon tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, sekejap", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, dan udara dingin AC kamarku langsung mengenai badanku yang cuman berbalut bra dan celana dalam saja. Saya menggigil sebentar dan langsung lari ke dalam almari bajuku, lalu saya lekas kenakan pakaian rumah ala-ala kandungannya.

"Aduh… kritis deh…", saya mengeluhkan dengan risau.

Saya melihat dari balik gordin jendela kamarku, keliatannya Wawan dan Suwito tidak di muka jendela kamarku. Entahlah ada pada mana mereka saat ini, tak boleh jangan mereka sedang nungguin saya di muka pintu kamarku.

Karena itu dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, serta saya cuma dapat lihat Sulikah yang menantiku.

"Mbak, harus saya ya yang tanda-tangan?", saya menanyakan dengan asa jawabnya tak.

"Kata tukang suratnya sich harus non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya mau melepaskan tukang surat itu pergi, tetapi saya gak mau kedepan saya jadi makin sibuk bila rupanya yang bisa dikatakan tukang surat itu suatu hal yang perlu. Terpaksa sekali saya meniti kemungkinan ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, dan dengan ingin harap resah saya melihat apa mereka berada di sekitaran sini.

"Mbak, mereka berada di mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich ada pada kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sembari tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang lihat anak majikannya takut bakal dicabuli, bukanlah kasihan, justru senyuman senyuman sesuai ini. Saya sedikit geram di Sulikah, namun saya gak bercakap apa apa serta lekas turun ketujuan pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku di saat saya udah ada dalam hadapan pengantar itu.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART5

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman buat mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata loper itu sekalian berikan sebuah amplop padaku, yang rupanya didalamnya Potongan harga Card dari restaurant pujaan Jenny, berikut dengan suatu tandanya terima dan pulpen padaku.

"Oh ya, thanks pak", saya berucap suka dan menanda menangani tandanya terima itu, lalu saya masuk ke dengan ria.

Memiliki arti esok atau Senin saya dapat memperlihatkan di Jenny serta Sherly, saya terlebih dulu yang memperoleh Diskon Card ini. Dan saya akan membayari mereka berdua dari sana untuk bikin mereka kian dongkol padaku :p

Namun jantungku hampir stop di saat di garasi saya lihat Suwito yang memburuku dengan cakepg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan mengelit bekukan Suwito, dan saya lari ke dengan cemas, mengharap saya masih menyempatkan masuk ke kamarku dan menutup pintu.

"Gak mesti lari non, buang waktu saja", sentil Suwito sembari ketawa, serta dia mulai menyebutrku, membuatku makin ketakutan serta saya lagi lari ke tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit takut sewaktu tiba-tiba Wawan tampak dari balik tangga, dan saya menghindari sebisaku sewaktu Wawan  akan tangkapku.

Saya gak dapat ke tangga, pun gak dapat lari ke luar. Saya lari ke tempat tamu, tetapi perlahan-lahan mereka jadi membuatku tertekan di sofa ruangan tamu. Saya jadi ngotot dan melompati meja di area tamu ini, lalu saya punya tujuan larikan diri ke area keluarga.

Namun mereka bisa lebih cepat mengadangku, dan terus menyekapku sampai saya kembali tertekan, terkepung di grandfather clock yang terpasang di area tamu ini.

"Telah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang kian merapat serta siap-siap menangkapku.

"Waktunya non berserah dan main main sama kami", Suwito menambah sembari tersenyum cabul.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART5

Jantungku berdetak bertambah cepat. Saya tahu saya tidak boleh sampai ketangkap mereka. Karena mereka berdua yang nyata selanjutnya akan ditambah lagi dengan pak Bijaksanain, akan mencabuliku hingga sampai mereka senang merampungkan sakit hati birahi mereka padaku.

"Ko… kok telah pulang?", kataku sembari arahkan penglihatanku ke pintu khusus ruangan keluarga yang dilihat disini.

Wawan serta Suwito langsung menengok menjurus pintu, pastilah mereka terperanjat 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan berikut langsung kugunakan untuk larikan diri ketujuan ruangan keluarga, serta saya lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang setelah itu langsung melafalkanrku.

"Tak boleh lari non!", sengit Wawan yang turut mengartikulasikanrku.

Saya mati matian lari segera mungkin tuju tangga, dan nampaknya saya memanglah lebih semakin cepat pada mereka. Saya lagi tuju ke kamarku, dan saya sukses mengancing pintu kamarku benar sebelumnya handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku terasanya bakal lepas. Nyata Wawan dan Suwito tengah usaha buka pintu kamarku. Namun saya pun sadar bila saya udah aman di kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan puas.

Lega sekali rasanya saya dapat terhindar dari 2 maniak itu. Bukanlah saya tidak pengen layani mereka, saya cuma pengin simpan tenagaku ini hari, amat tidaklah sampai saya tuntas telephone dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat karena barusan lari dengan maksimal seperti barusan. Napasku pun sedikit tidak memiliki aturan serta badanku sedikit gemetaran, namun sekarang semua aman. Dan saya berpikiran jika merendam di air hangat barangkali dapat turunkan kemelutku.

Karena itu saya ambil satu set busana tukar komplet dengan bra dan celana dalam dari almari bajuku, serta saya mengambil langkah ke kamar mandiku. Tidak lupa saya mengikutsertakan handuk yang bergantung di muka wastafel, serta saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan di saat saya lihat pak Bijakin yang ada dalam kamar mandiku, entahlah sejak mulai kapan dia ada dalam sini.

Lembar untuk lembar busana yang kubawa berguguran ke lantai kamarku pada saat saya mundur mundur sekalian menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Bijakin mulai dekatiku.

"Pak… tidak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, tetapi kondisi ini sama, pak Bijakin lagi dekatiku.

Saya lebih kuatir, gak tahu harus lari ke mana. Namun saya tetap punya impian. Asal saya dapat mempermainkan pak Bijakin sampai saya dapat lari ke kamar mandi dalam kamarku ini dan mengamankan pintunya, barangkali saya masih dapat selamat, minimal untuk sesaat.

"Pak… ya telah Eliza ingin sama pak Berbudiin saja, tetapi tak boleh panggil lainnya ya", saya berniat merengek-rengek dengan manja dan sekarang saya justru merapat mengarah pak Bijakin.

Saya akan menarik kaus yang kukenakan ini, namun saya hentikan niatku waktu pak Bijaksanain yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini jadi buka tirai kamarku yang memanglah ada di dekatnya.

Saya udah patah semangat, asaku sirna betul-betul waktu saya lihat kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Bijakin, karenanya memiliki arti jalan masuk ke kamarku terbuka untuk Wawan dan Suwito.

Saya tidak mungkin miliki cukup waktu buat larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, sebab saat lagi saya memutar kunci pintu kamarku, pak Berbudiin sudah tentu membekukku.

"Saya sich suka senang saja non kalaupun dapat ngeseks sama non sendirian, hanya saya gak sedap sama Wawan dan Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan atas mereka pula", kata pak Bijaksanain yang sekarang kembali merapat ke arahku.

Saya benar-benar dongkol dengar kata-kata pak Berbudiin, yang benar-benar betul itu. Kalaupun dahulu Wawan serta Suwito tak mulai kekurang tuntunan mereka kepadaku, belum pasti pak Bijaksanain dapat turut nikmati badanku sama mereka.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART5

Lebih kembali, belumlah pasti saya mesti jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri semenjak tahun akhir 2004 tempo hari.

Namun tidaklah ada waktu buatku buat mengenang saat waktu lalu.  Saya sadar kini pak Berbudiin telah dekat sekali, serta saya sempat mengelak ke belakang buat mengelak di saat pak Bijakin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, saat ini saya betul-betul berasa bakal disetubuhi.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Mari bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek nggak, saiki kene lak ngaplo maneh? Namun saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes tidak buko. Wedine non Eliza mlebu lan sembunyi nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Bijaksanain dengan bahasa Suroboyoan dari mereka, dan pak Berbudiin terus dekatiku.

Buat yang tidak memahami pembicaraan mereka yang memakai bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan ajukan pertanyaan apa pak Bijakin berada di dalam kamarku, dan memerintah pak Berbudiin buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Berbudiin menyepakati kalaupun dia berada di dalam sini, sekalian membesarkan hati diri sebab dia barusan tunggu di kamar mandiku. Kalaupun tidak, kini mereka jelas kembali tidak bekerja. Tetapi pak Berbudiin memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya telah dibuka olehnya, lantaran pak Bijakin cemas saya dapat masuk serta sembunyi di kamar mandiku pada saat dia buka pintu kamarku untuk Wawan.

Disamping itu pak Berbudiin pula minta Suwito untuk menanti di muka pintu kamarku, hingga sampai Wawan buka pintu kamarku buatnya. Dengan demikian saya mustahil dapat larikan diri melalui mana pun, karena seluruh jalan keluar kamarku udah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Sungguh-sungguh edan, pak Bijakin hingga udah membikin kiat sebagai berikut buat tangkapku, serta benar-benar mereka sukses membuatku terkepung dalam kamarku sendiri. Tidak tahu bagaimana dia dapat pikirkan masalah ini, yang pasti waktu ini saya telah tak dapat melakukan perbuatan apa manalagi, dan saya tinggal menanti waktu saat sebelum badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… gak boleh paak…", saya menjerit sewaktu ke-2  tanganku telah ketangkap pak Berbudiin yang tau-tau mencekalku, dan saya benar-benar gak sempat menghindari karena semangatku telah redup.

Saya mulai coba meronta, tetapi semuanya itu sia-sia saja. Apalah makna tenagaku, seseorang gadis yang imut bila dibanding dengan pak Berbudiin yang mempunyai tubuh tegap dan kekar itu?

Tidak beberapa lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia mengancingnya. Korden itu pun ditutup olehnya.

"Pandai kowe Fin", kata Wawan yang nampak sangatlah suka dengan kesuksesan trik pak Bijaksanain.

Lalu Wawan melangkah ke pintu kamarku, sembari menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, serta dia buka pintu kamarku untuk Suwito. Mereka berdua sama sama tos dengan bergairah, membuatku kian lemas lihat ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Mulai
Lengkaplah ke-3  pejantan yang tentu akan lekas melumat badanku buat mengeluarkan sakit hati mereka padaku. Tidak tahu mereka dapat menggasakku kayak apa, saya gak berani mengayalkan nasibku bakal seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta pada saat Wawan dan Suwito dekatiku sekalian menyeringai. Biarpun sesungguhnya mereka terlalu sering nikmati badanku, tetap juga sekarang ini saya takut seram memandang tatapan mereka yang seperti pengin menelanku bundar bulat.

Saya terus coba membebaskan ke-2  tanganku dari cengkaman tangan pak Bijakin.

"Jangan… tak boleh sekarang… esok saja… tak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas telah melumat bibirku.

Pada saat saya mendesah rintih hingga akhirnya megap megap karena kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku telah dilorotkan.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SINTAL ELIZA PART5

Saya gak memandang siapakah yang melaksanakannya, namun dengan pak Berbudiin yang mencekam ke-2  tanganku dan Suwito yang masih memagut bibirku, saya tahu pelaksananya pastinya Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, dan seterusnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh gairah.

Saya mulai melemas, dan sewaktu pak Bijakin melepas cengkramannya pada tangan kananku, saya udah terlampau kacau balau untuk memakai tangan kananku entahlah buat menggerakkan Suwito yang repot melumat bibirku, atau Wawan yang selalu memagut bibir vaginaku. Bahkan tenaga pada tangan kananku ini rasanya musnah entahlah ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta serta merengek-rengek sewaktu Suwito melepas pagutannya di bibirku.

"Lepasin? Non Eliza tak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, serta dia bersama pak Bijakin menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Saat ini saya tinggal kenakan bra yang memiliki warna putih ini, dan saya tahu selekasnya pembantaian kepada diriku dapat lekas mulai.

Pak Bijaksanain dan Suwito yang berdiri di sisi kiri serta kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama